MEMBACA boleh, MENGAPRESIASI boleh, COPY PASTE? Jangan merendahkan dirimu sendiri dengan menjadi PLAGIAT! TOLONG HARGAI HAK CIPTA. Selamat membaca :)

Jumat, 20 Juli 2012

Cinta Butuh Komitmen!

Cinta akan menyakitkan kalau hanya satu
orang yang berkorban dan berjuang
sendirian.


Cinta, 1 kata 5 huruf ini adalah kata yang melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Terkadang nyata, terkadang absurd, terkadang terungkap melalui kata, terkadang terkunci oleh tatapan mata. Siapa yang mampu mendenifikasikan cinta sebenarnya? Apakah cinta melulu soal perhatian? Apakah cinta selalu tentang penafsiran tak berdasar logika? Apakah cinta hanyalah dongeng yang meninabobokan khayalan semalam?

Orang bilang, selogis-logisnya cinta, ia tetap menjadikan logika sebagai yang kedua, yang pertama: KEGILAAN. Cinta dan kegilaan punya kesamaan, sama-sama tak pasti, sama-sama tak punya teori. Oleh sebab itu ketidakpastian inilah yang menyebabkan cinta butuh komitmen. Dalam definisi umum, komiten adalah memikul resiko dan konsekuensi dari keputusan tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses. Komitmen jelas berbeda dengan perjanjian, karena perjanjian berdekatan dengan pengingkaran, sedangkan komitmen berdekatan dengan perjuangan. 

Cinta butuh komitmen? Jelas! Segala hal yang serius dan butuh kepastian juga harus membutuhkan komitmen. Kalau cinta hanyalah 'media' untuk mencari kesenangan sesaat, lebih baik tak usah bermain-main dengan komitmen. Komitmen bukan candaan, ia adalah 'permainan' yang harus mematuhi aturan. Peraturan tak berati selalu mengekang, karena sebenarnya peraturan dibuat untuk merangkul beberapa hal untuk mendisiplinkan perasaan dan kepekaan. Tidak munafik memang kalau mengatakan komitmen adalah hal yang sangat berat, karena komitmen butuh PENUNTUTAN, dan cinta juga butuh penuntutan, menuntut seseorang yang dicintai menjadi pribadi yang lebih baru dan lebih baik. Komitmen tentu menuntut perubahan, perubahan ke arah yang lebih baik...bukan ke arah yang buruk. Itu sebabnya ada komitmen, sebagai jaminan bahwa akan ada perubahan selama seseorang bersama dengan orang yang ia cintai.

Banyak orang bilang, cinta adalah sesuatu yang mengalir, tak perlu diatur, tak perlu dikekang, dan tak perlu perjanjian. Dalam persepsi saya, justru pernyataan itulah yang membuat seseorang terlihat tidak dewasa. Bagi saya, pernyataan itu adalah pernyataan yang diucapkan oleh bibir-bibir keangkuhan yang belum siap bertumbuh, mereka hanya berspekulasi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada didepannya, tanpa kesiapan dan tanpa kesigapan. Itulah hal buruk yang bisa terjadi jika komitmen tak tercipta dalam cinta.

Saat berumur belasan tahun, cinta seperti permainan monopoli. Mengalir begitu saja, sesuai angka dadu yang melesat. Itulah sebabnya ada yang disebut cinta pertama, mengalir begitu saja, dan mata yang buta adalah petunjuk untuk menemukan cahaya. Cinta pertama adalah cinta yang benar-benar buta, karena yang pertama selalu saja tentang ketidaktahuan. Saat berumur 20tahunan dan mulai serius dalam berpacaran, cinta mulai menemukan tempatnya, cinta mulai menemukan bentuknya. Disini lah komitmen mulai terbentuk, komitmen pula yang menyebabkan ada iklan "Telephone enggak pernah! Sms enggak pernah! Aku gak punya pulsaaaaaaaaaaaaaaaa!" dari iklan itu kita bisa menarik kesimpulan, bahwa komitmen mutlak butuh komunikasi. Saat menikah, komitmen bukan sekedar tentang komunikasi, tapi komitmen mulai menunjukan tubuhnya, komitmen mulai menciptakan realita dan kenyataan. Komitmen dalam pernikahan bukan lagi tentang "Telephone enggak pernah! Sms enggak pernah! Aku gak punya pulsaaaaaaaaaaaa!" tapi tentang mengadapi semua yang ada di depan mata setelah berproses dari umur belasan tahun hingga sampai ada suatu hubungan yang telah di kuduskan Tuhan, pernikahan. Saya sempat berpikir bahwa pernikahan adalah 'medan' untuk menguji kedewasaan dan kematengan seseorang, dan sepertinya hal itu memang benar.


Intinya, setip hubungan mutlak butuh komitmen. No matter what! Pacaran, temenan, sahabatan, dan pernikahan bahkan permusuhan sekalipun. Komitmen yang membuat segalanya mengalir seperti kemauan kita, karena melalui komitmen kita mampu mengendalikan semua hal menjadi lebih baik. Komitmen mengurangi resiko sakit hati, karena berkomitmen tentang kepastian bukan omong kosong pahlawan kesiangan. Dalam berkomitmen, butuh pengorbanan, pengorbanan yang dilakukan oleh dua pihak. CINTA AKAN MENYAKITKAN KALAU HANYA SATU ORANG YANG BERKORBAN DAN BERJUANG SENDIRIAN.


Komitmenlah yang membuat setitik air mata menjadi perubahan yang tidak di sangka. Selamat berkomitmen! :-')


With love,
Cika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar