Minggu, 25 November 2012
Label:♔Chiccα Biεbεr♔™
#Cinta,
♔Chiccα Biεbεr♔™
Selasa, 13 November 2012
MENCINTAIMU
Sejenak kuhela nafas panjang
kupejamkan mata
dan kuingat semua tentangmu
meski tahu kau takkan hadir dalam mimpiku
malam ini
Kasih...
Menyesal aku membiarkan kau menjauh
dari hidupku
aku tak bisa lagi menjagamu
melindungimu
memanjakanmu!
Andai saja aku dapat menahanmu kala itu
saat kau memilih untuk menjauh dariku
yang begitu mencintaimu
Ingatkah engkau
saat kau katakan
aku telah memilihmu
Ingatkah kau
saat kau berjanji untuk selalu ada
disisiku
Dan ingatkah
saat kusiratkan cinta yang mendalam
dalam hal yang kulakukan untukmu
Penyesalan takkan berarti
aku terlalu lemah
aku salah
menyerah!
Keadaan kala itu
kini membuatmu semu dari pelukanku
kurasakan rindu
kurasakan embusan udara
sesakkan dada
Sejenak bawalah aku
pergi ke dalam bahagiamu
kau abadi dalam jiwa
kau setia dalam asa
kau ada dalam doa
Kenanglah cinta
Untuk kau yang tak mungkin kembali
dengarkanlah...
AKU MENCINTAIMU
Label:♔Chiccα Biεbεr♔™
#Cinta,
♔Chiccα Biεbεr♔™
Kamis, 08 November 2012
TIGA BULAN. TANPAMU.
Aku terbangun seperti biasa. Menatap handphone beberapa lama lalu meilirk-lirik ke arah jarum jam. Menatap langit-langit kamar yang sama. Letak lemari, meja belajar, dan rak buku juga masih sama. Tak ada yang berbeda disini. Aku masih bernafas, jatungku masih berdetak dan denyut nadi ku masih bekerja dengan normal. Memang semua terlihat mengalir dan bergerak seperti biasa, tapi apakah yang terlihat oleh mata benar-benar sama dengan yang dirasakan oleh hati?
Mata ku berkunang-kunang, pagi tadi memang sangat dingin. Aku menarik selimut dan membiarkan wajahku tenggelam didalam sana. Dan., tetap saja tak kutemukan kehangatan., tetap mengigil - aku sendirian. Dengan kenangan yang masih menempel dalam sudut-sudut luas otak, seakan membekukan kinerja hati. Aku berharap semua hanya mimpi, dan ada seseorang yang sukarela membangunkanku atau menampar wajahku dengan sangat keras. Sungguh., aku ingin tersadar dari bayang-bayang yang terlalu sering ku kejar. Sekali lagi, aku masih sendiri., bermain dengan masa lalu yang sebenarnya tak ingin kuingat lagi.
Sudah tanggal 8. Seberapa pentingkah tanggal delapan? Ya...memang tidak penting bagi siapapun yang tak mengalami hal special di tanggal delapan. Kita masuk ke bulan November. Bulan yang baru. Harapan baru. Mimpi baru. Cita-cita baru. Juga kadang, tak ada yang baru. Aku hanya ingin kau tahu, tak semua yang baru menjamin kebahagiaan. Dan, tak semua yang disebut masa lalu akan menghasilkan air mata. Aku begitu yakin pada hal itu, sampai pada akhirnya aku tahu rasanya perpisahan. Aku tahu rasanya melepaskan diri dari segala hal yang sebenarnya tak pernah ingin kutinggalkan. Aku semakin tahu., masa lalu setidaknya jadi sebab. Kamu yang dulu kumiliki tak bisa lagi kugenggam dengan jemari.
Kita berpisah, tanpa alasan yang jelas, tanpa diskusi dan interupsi. Iya, berpisah begitu saja. Seakan-akan semua hanyalah masalah sepele, bisa begitu mudah disentil oleh satu hentakan kecil. Sangat mudah,. sampai aku tak benar-benar mengerti., apakah kita memang telah benar-benar berpisah? Atau dulu,. sebenarnya kita tak punya keterikatan apa-apa. Hanya saja aku dan kamu senang mendengungkan rasa yang sama, cinta yang dulu kita bela begitu manis berbisik. Lirih... dingin... memesona.. Segala yang semu menggoda aku dan kamu, kemudian menyatulah kita, dalam rasa ( yang katanya) cinta.
Aku mulai berani melawati banyak hal berasamamu. Kita habiskan waktu, dengan langkah yang sama, dengan denyut yang tak berbeda, begitu seirama.... tanpa cela, tanpa cacat. Sempurna. Dan, aku bahagia. Bahagia? benarkah aku dan kamu pernah merasa bahagia? Jika iya, mengapa kita memilih perpisahan sebagai jalan? Jika bahagia adalah jawaban, mengapa aku dan kamu masih sering bertanya-tanya? Pada Tuhan, pada manusia lainnya, dan pada hati kita sendiri. Kenapa harus kau ubah mimpi menjadi api? Mengapa kau ubah pelangi menjadi bui? mengapa harus kau ciptakan luka, jika selama ini kau merasa kita telah mencapai puncak bahagia?
Kegelisahanku meningkat, ketika aku memikirkanmu, ketika aku memikirkan pola makanmu., juga kesehatanmu. Aku bahkan masih mengkhawatirkanmu, masih diam-diam mencari tahu kabarmu, dan aku masih merasa sakit jika tahu sudah ada yang lain, yang mengisi kekosongan hatimu. Seharusnya, aku tak perlu merasa seperti itu, karena kau masa lalu, karena kita tak terikat apa-apa lagi. Benar, aku lah yang bodoh, yang tak memutuskan diri untuk segera berhenti. Aku masih berjalan, masih berjalan, dengan penutup mata yang tak ingin ku buka. Semuanya gelap, tanpamu.... kosong.
Ternyata, hari berlalu dengan sangat cepat. Sudah tiga bulan, dan sudah terhitung lagi berapa frasa kata yang terucap untukmu dalam doa. Salahku, yang terlalu perasa. Salahku, yang mengartikan segalanya dengan sangat berani. Ku pikir dengan diamku kamu biasa-biasa saja. Lagi dan lagi, aku salah, dan kamu memilih untuk pergi. Ini juga salahku, karena tak mengunci langkahmu ketika ingin menjauh.
Setelah perpisahan itu, hari-hari yang ku lalui masih sama. Aku masih mengerjakan rutinitasku. Dan, aku mulai berusaha mencari penggantimu. Mereka berlalu-lalang, datang dan pergi, ada yang diam berlama-lama, ada yang hanya ingin singgah. Semua berotasi, berputar, dan berganti. Namun, tak ada lagi yang sama, kali ini semua berbeda. Tak ada kamu yang dulu, tak ada kita yang dulu. Ya, semua kenangan memang berasal dari masa lalu tapi tetap punya tempat tersendiri dihati yang sedang bergerak ke masa depan.
Hidupku tak lagi sama, dan aku masih berjuang melupakan sosokmu yang tak lagi terengkuh oleh pelukkan. Padahal, aku masih jalani hari yang sama, aku masih menjadi diriku, dan jiwaku masih lekat dengan tubuhku. Tapi, masih ada yang kurang dan berbeda. Kesunyian ini bernama... tanpamu.
Jika jemari ditakdirkan untuk menhapus air mata, mengapa kali ini aku menghapus air mataku sendiri? Dimanakah jemarimu saat tak bisa kau hapuskan air mata ku?
Mata ku berkunang-kunang, pagi tadi memang sangat dingin. Aku menarik selimut dan membiarkan wajahku tenggelam didalam sana. Dan., tetap saja tak kutemukan kehangatan., tetap mengigil - aku sendirian. Dengan kenangan yang masih menempel dalam sudut-sudut luas otak, seakan membekukan kinerja hati. Aku berharap semua hanya mimpi, dan ada seseorang yang sukarela membangunkanku atau menampar wajahku dengan sangat keras. Sungguh., aku ingin tersadar dari bayang-bayang yang terlalu sering ku kejar. Sekali lagi, aku masih sendiri., bermain dengan masa lalu yang sebenarnya tak ingin kuingat lagi.
Sudah tanggal 8. Seberapa pentingkah tanggal delapan? Ya...memang tidak penting bagi siapapun yang tak mengalami hal special di tanggal delapan. Kita masuk ke bulan November. Bulan yang baru. Harapan baru. Mimpi baru. Cita-cita baru. Juga kadang, tak ada yang baru. Aku hanya ingin kau tahu, tak semua yang baru menjamin kebahagiaan. Dan, tak semua yang disebut masa lalu akan menghasilkan air mata. Aku begitu yakin pada hal itu, sampai pada akhirnya aku tahu rasanya perpisahan. Aku tahu rasanya melepaskan diri dari segala hal yang sebenarnya tak pernah ingin kutinggalkan. Aku semakin tahu., masa lalu setidaknya jadi sebab. Kamu yang dulu kumiliki tak bisa lagi kugenggam dengan jemari.
Kita berpisah, tanpa alasan yang jelas, tanpa diskusi dan interupsi. Iya, berpisah begitu saja. Seakan-akan semua hanyalah masalah sepele, bisa begitu mudah disentil oleh satu hentakan kecil. Sangat mudah,. sampai aku tak benar-benar mengerti., apakah kita memang telah benar-benar berpisah? Atau dulu,. sebenarnya kita tak punya keterikatan apa-apa. Hanya saja aku dan kamu senang mendengungkan rasa yang sama, cinta yang dulu kita bela begitu manis berbisik. Lirih... dingin... memesona.. Segala yang semu menggoda aku dan kamu, kemudian menyatulah kita, dalam rasa ( yang katanya) cinta.
Aku mulai berani melawati banyak hal berasamamu. Kita habiskan waktu, dengan langkah yang sama, dengan denyut yang tak berbeda, begitu seirama.... tanpa cela, tanpa cacat. Sempurna. Dan, aku bahagia. Bahagia? benarkah aku dan kamu pernah merasa bahagia? Jika iya, mengapa kita memilih perpisahan sebagai jalan? Jika bahagia adalah jawaban, mengapa aku dan kamu masih sering bertanya-tanya? Pada Tuhan, pada manusia lainnya, dan pada hati kita sendiri. Kenapa harus kau ubah mimpi menjadi api? Mengapa kau ubah pelangi menjadi bui? mengapa harus kau ciptakan luka, jika selama ini kau merasa kita telah mencapai puncak bahagia?
Kegelisahanku meningkat, ketika aku memikirkanmu, ketika aku memikirkan pola makanmu., juga kesehatanmu. Aku bahkan masih mengkhawatirkanmu, masih diam-diam mencari tahu kabarmu, dan aku masih merasa sakit jika tahu sudah ada yang lain, yang mengisi kekosongan hatimu. Seharusnya, aku tak perlu merasa seperti itu, karena kau masa lalu, karena kita tak terikat apa-apa lagi. Benar, aku lah yang bodoh, yang tak memutuskan diri untuk segera berhenti. Aku masih berjalan, masih berjalan, dengan penutup mata yang tak ingin ku buka. Semuanya gelap, tanpamu.... kosong.
Ternyata, hari berlalu dengan sangat cepat. Sudah tiga bulan, dan sudah terhitung lagi berapa frasa kata yang terucap untukmu dalam doa. Salahku, yang terlalu perasa. Salahku, yang mengartikan segalanya dengan sangat berani. Ku pikir dengan diamku kamu biasa-biasa saja. Lagi dan lagi, aku salah, dan kamu memilih untuk pergi. Ini juga salahku, karena tak mengunci langkahmu ketika ingin menjauh.
Setelah perpisahan itu, hari-hari yang ku lalui masih sama. Aku masih mengerjakan rutinitasku. Dan, aku mulai berusaha mencari penggantimu. Mereka berlalu-lalang, datang dan pergi, ada yang diam berlama-lama, ada yang hanya ingin singgah. Semua berotasi, berputar, dan berganti. Namun, tak ada lagi yang sama, kali ini semua berbeda. Tak ada kamu yang dulu, tak ada kita yang dulu. Ya, semua kenangan memang berasal dari masa lalu tapi tetap punya tempat tersendiri dihati yang sedang bergerak ke masa depan.
Hidupku tak lagi sama, dan aku masih berjuang melupakan sosokmu yang tak lagi terengkuh oleh pelukkan. Padahal, aku masih jalani hari yang sama, aku masih menjadi diriku, dan jiwaku masih lekat dengan tubuhku. Tapi, masih ada yang kurang dan berbeda. Kesunyian ini bernama... tanpamu.
Jika jemari ditakdirkan untuk menhapus air mata, mengapa kali ini aku menghapus air mataku sendiri? Dimanakah jemarimu saat tak bisa kau hapuskan air mata ku?
8 June 2012 - 8 November 2012
Selamat (gagal) lima bulan.
Jika kau rindukan kita yang dulu, aku pun juga begitu.
Label:♔Chiccα Biεbεr♔™
#bydwitasari,
#Cinta,
♔Chiccα Biεbεr♔™
Jumat, 02 November 2012
2F_FlipFlop - UNGKAPAN HATI (Cover by Clarita Cika Disa)
Hi warga blogland, gua cuma mau share hasil ngecover lagunya 2F_FlipFlop sorry ya kalo agak gimana gitu ngeliatnyaa, hehehe diharapkan maklum
~ Check this out ~
Buat yang mau tau lirik nyaa nih gua share juga...
Lirik 2F Flip Flop - Ungkapan Hati
Dengarkan lagu ini
Dengarkan lagu ini
Ini ungkapan dari isi
hatiku
yeah yeah 2f flip
flop..... MR.strezzo yeaaeaaahhhhh..
Verse 1 (Sam
G)
First time when i meet
you oh beby
Kamu menggoda menarik
hati
Aku terpanah dalam
seketika
Karna kamu menancapkanku
asmara
Kau.... sangat cantik
dimataku
Kau.....buatku inginkan
kamu
Namun apa daya aku tak
bisa
Ku masih malu denganmu
tapi mau
Pagi siang malam kau
slalu ada didalam hati
Sungguh ku tak bisa
menahan oh rasa ini
Karna pesona mu buatku
menggila
Menyihir diriku jadi tak
berdaya
Chorus:
Ingin ku ungkapkan
perasaan yang lama tersimpan
Ku tak kuasa memendam
rasa
Dan saatnya kini kan ku
ungkapkan
Ku jatuh cinta kepadamu
oh
Ku jatuh cinta kepadamu
oh
Dengarkan lagu ini
dengarkan lagu ini
Ini ungkapan dari isi
hatiku
Verse 2 (iYoung) :
Ku bangun pagi bersiap untuk lewati
Hari hari ku indah di
awal pagi
Ku dandan wangi wangi
Kusisir rapi rapi
Agar ku bisa memikat mu
sang pujaan hati
Setiap detik ku selalu
memikirkan
Oh kamu yang lucu sang
gadispujaan
Oh tuhan tolong dekatkan
ku dengan dirinya
Biarkan dia jadi milikku
selamanya
Makan kue brownies belinya
di prancis
Hey nona manis aku cowo
necis
Biarkan aku mengajak mu
ke paris
Kita diner berdua suasana
romantis
Chorus:
Ingin ku ungkapkan perasaan
yang lama tersimpan
Ku tak kuasa memendam
rasa
Dan saatnya kini kan ku
ungkapkan
Ku jatuh cinta kepadamu
oh
Ku jatuh cinta kepadamu
oh
Dengarkan lagu ini
dengarkan lagu ini
Ini ungkapan dari isi
hatiku
Verse 3 (R.I.J) :
Ku nyanyikan lagu ini
dari hati
Ku ungkapkan ini langsung
dari hati
Yang telah ku pendam
selama ini
Dan ingin ku ungkapkan
hari ini
Saatnya ku ungkapkan
Ku harap kau mendengarkan
Isi hati dariku tentang
ku kepada mu
Sang pemuja rahasia mu
Ku harap kau membuka hati
mu
Ijinkan ku mewarnai hari
mu
Tak perlu ragu dengan
diri ku
Karna ku sang pangeran
hati mu
Chorus:
Ingin ku ungkapkan
perasaan yang lama tersimpan
Ku tak kuasa memendam
rasa
Dan saatnya kini kan ku
ungkapkan
Ku jatuh cinta kepadamu
oh
Ku jatuh cinta kepadamu
oh
Dengarkan lagu ini
dengarkan lagu ini
Ini ungkapan dari isi
hatiku
Label:♔Chiccα Biεbεr♔™
#Cinta,
♔Chiccα Biεbεr♔™
Langganan:
Postingan (Atom)