MEMBACA boleh, MENGAPRESIASI boleh, COPY PASTE? Jangan merendahkan dirimu sendiri dengan menjadi PLAGIAT! TOLONG HARGAI HAK CIPTA. Selamat membaca :)

Sabtu, 29 September 2012

Kau Tak Tahu, Aku Rindu!

Kau tak tahu, aku rindu
meskipun mengalir sajak-sajak kecil yang mencari muaranya, kamu
meskipun mengalir air mata deras yang menjadi penyebabnya, kamu

Kau tak tahu, aku rindu
bahkan ketika jemariku tak mampu menyentuhmu
bahkan saat tatapanku tak mampu menyentuh bayangmu

Kau tak tahu, aku rindu
kau tak tahu seberapa kuat sayatan resah yang dihasilkan rindu

Dia keluarkan pisaunya!
Dia sayat sesukanya!
Se-enak jidatnya!
Semau-maunya!
Aku tersiksa
Aku sekarat

Kau tak tahu, aku rindu
kau mungkin tak mau tahu, bahwa aku rindu
karena yang kau tahu
aku hanya mantanmu
yang masih mengharapkanmu
tanpa kau tahu 
aku masih mencintaimu
bahkan hampir setiap hari
aku merindukanmu

Selasa, 25 September 2012

Sebulan Setelah Kepergianmu

28! SEBULAN SETELAH KEPERGIAN MU!

Tak ada lagi kamu yang memenuhi kotak inbox di handphone-ku. Tak ada lagi sapamu sebelum tidur yang membuncah riuh ditelinga ku. Tak ada lagi genggaman tanganmu yang menguatkan setiap langkahku. Tak ada lagi pelukanmu yang meredam segala kecemasan. Tanpamu.... semua berbeda dan tak lagi sama.

Aku membuka mata dan beharap hari-hari ku berjalan seperti biasanya, walau tanpamu, walau tak ada kamu yang memenuhi hari-hari ku. Sering kali aku terbiasa melirik ke layar handphone-ku, namun tak ada lagi ucapan selamat pagi darimu dengan beberapa emote kiss yang memasok energiku. Pagi yang berbeda. Ada sesuatu yang hilang.

Lalu, aku menjalani semua aktivitasku, seperti biasa, kamu tentu tahu itu. Dulu, kamu memang selalu mengerti kegiatan dan rutinitasku. Namun, sekarang tak ada lagi yang berperan aktif dalam siang dan malamku. Tak ada lagi pesan singkat yang mengingatkan untuk menjaga pola makan ataupun menjaga kesehatan. Bukan masalah besar memang, aku mandiri dan sangat tahu hal-hal yang harusnya aku lakukan. Tapi... entah mengapa aku seperti merasa kehilangan, tanpa tahu apa yang telah hilang. Aku seperti mencari, tanpa tahu apa yang telah kutemukan.

Aku berbeda dan tidak lagi mengenal siapa diriku. Seseorang yang kukenal di dalam tubuhku kini menghilang secara magis setelah kepergianmu. Kamu merampas habis cinta yang kupunya, melarikannya ke suatu tempat yang sulit kujangkau. Entah dimana aku bisa menemukan diriku yang telah hilang itu. Entah bagaimana caranya mengembalikan sosok yang kukenal itu kedalam tubuhku. Aku kebingungan dan kehilangan arah.

Aku bisa berhenti memercayai cinta terlalu sering tenggelam dalam rasa frustasi seperti ini. Aku mungkin akan berhenti memercayai lawan jenis dan segala janji-janji tololnya. Siksaanmu terlalu besar untukku, aku terlalu lemah untuk merasakan semua rasa sakit yang telah kau sebabkan.

Bagaimana mungkin aku bisa menemukan seseorang sepertimu? Aku benci perpisahan. Entah mengapa dalam peristiwa itu harus ada yang terluka, semetara yang lainnya bisa saja bahagia ataupun tertawa. Kamu tertawa dan aku terluka. Kita seperti saling menyakiti, tanpa tahu apa yang patut dibenci. Kite seperti saling memendam dendam, tanpa tahu apa yang harus dipermasalahkan.

Aku menangis sejadi-jadinya, sedalam-dalamnya, atas dasar cinta. Kamu tertawa sekeras-keranya, sekencang-kencangnya, atas dasar...... entah harus ku sebut apa. Aku tak pernah mengerti jalan pikiranmu yang terlampau rumit itu. Aku merasa sangat kehilangan, sementara kamu dalam hitungan jam sudah bisa melupakan ku. Bagaimana mungkin aku harus menyebut semua adalah wujud kesetiaan? Begitu sulitnya aku melupakanmu, dan dengan begitu mudahnya kamu melupakan ku dalam hitungan jam. Inikah caramu menyakiti seseorang yang tak pantas kau lukai.

Jam berganti hari, dan semua berputar.... tetap berotasi. Aku jalani hidupku, tentu saja tanpa kamu. Aku tak menyangka, begitu mudahnya kamu melupakan aku. Begitu gampangnya kamu melupakan semua yang telah terjadi. Aku hanya ingin tahu isi otakmu saja, apa kamu tak pernah memikirkan mendung yang semakin menghitam dihatiku? Atau..... mungkin saja kamu tak punya otak? Atau tak punya hati?

Tak banyak hal yang bisa ku lakukan, selain mengikhlaskan. Tak ada hal yang mampu ku perjuangkan, selain membiarkan mu pergi dan mencari penggantiku. Aku hanya bisa menikmati luka, hingga aku terbiasa dan akan menganggapnya tak ada. Kepergianmu yang tak beralasan, kehilagan yang begitu menyakitkan, telah menjadi candu yang ku nikmati sakitnya.

Aku mulai suka airmata yang seringkali jatuh untukmu. Aku mulai menikmati saat-saat nafasku sesak ketika mengingat mu. Aku mulai jatuh cinta pada rasa sakit yang kau ciptakan selama ini.

Terimakasih.

Dengan luka seperti ini.

Dengan rasa sakit sedalam ini.

Aku jadi tambah sering menulis.

Lebih banyak dari biasanya.

Aku semakin percaya, bahwa Kahlil Gibran butuh rasa sakit agar ia bisa menulis banyak hal.

Sama seperti aku, butuh rasa sakit agar bisa lancar menulis..... terutama yang bercerita tentangmu.


miss 8612
with love
CikaSaviraAlrisphy

First Love

untukmu yang kubenci sejak 4 SD, pria yang kucintai saat 6 SD


Boleh basa-basi sedikit? Sudah berapa lama ya kita tidak bertemu? 3 tahun kah? Bagaimana wujudmu saat ini? Masihkah pipimu merah ketika cahaya matahari menciumi lembut pipimu? Masihkah kamu jail? Masihkah kamu menjadi anak mami? Apakah samua telah berbeda? 



Untukmu, si unik dengan senyum fantastik



Aku bertanya-tanya, bagaimana sinar matamu saat ini? Masihkah sejuk dan beningnya seperti dulu? Seperti kala saat kita bercanda berdua. Saat anak-anak lain sibuk belajar, aku dan kamu malah bercanda dan sampai pada akhirnya kita dihukum, berdua. Sewaktu itu, kau masih bercita-cita ingin menjadi pilot, dan aku bercita-cita ingin menjadi model. Mengingat kenangan itu memang indah, mampu membuat seseorang tersenyum walaupun masa itu tak akan pernah kembali. 



Untukmu, yang entah dimana berada yang mungkin tidak akan membaca tulisan ini.



Sedang apa kamu disana? Apakah kau masih ingat sosokku dan bentuk wajahku? Apakah kau masih ingat banyak hal yang terjadi saat kita SD? Ah..... mungkin kau lupa, aku masih mengingat kenangan-kenangan itu semua karena punya perasaan yang berbeda denganmu. Entahlah..... mungkin perasaanmu tak sama dengan perasaan ku.



Tanpa pengungkapan. Lalu kita berpisah dan hingga sekarang aku masih mengingat sosokmu,jail mu,manja mu. 



Dari seorang perempuan
yang tak pernah lupa tanggal ulang tahunmu
yang masih saja sering merindukanmu

Senin, 24 September 2012

Penyebab Tangisku? KAMU!

untuk penyebab tangisku,

Kupandangi lagi foto-foto itu, ku ingat lagi kenangan-kenangan itu, kuingat lagi sosok mu, yang sempat menghancurkan aku.

Sudah berapa minggu sejak peristiwa itu, saat pertengkaran hebat kita memuncak pada kata putus, saat cekcok yang kita alami berakhir dengan kata pisah. Bukan karena kita, bukan karena aku ataupun kamu, tapi karena Dia. Dia begitu menggilaimu. Dia begitu mencintai kamu. Dia masih saja tetap mengharapkan kamu, meskipun dia tahu bahwa kala itu kamu telah bersamaku.

Dia selalu menghubungi mu dan kamu selalu menanggapinya, dan kamu tahu perasaan ku saat itu?  Rasanya aku ingin membentakmu dengan keras, rasanya aku ingin meronta pada ketidaktegasan yang kamu tunjukan kepadanya. Ingin rasanya aku menyadarkanmu, ''Dia bukan siapa-siapa! Aku kekasihmu! Aku masa depanmu!''

Tapi, kau tetaplah pria baik yang sama seperti pertama kali kukenal dan kebaikanmu yang terlalu berlebihan itu berimbas padaku, menyebabkan cemburu mengalir deras didarah ku, dari vena sampai arteri, hanya ada emosi yang tiba-tiba merasuki. Apa salahku sehingga kamu berbuat begini?

Kau tahu? sebenarnya aku masih sangat sangat mencintaimu, sebenarnya tak ada yang lain yang bisa membuat ku tersenyum, selain kamu. Tapi, semua sudah terlanjur terjadi, kata putus yang kau lontarkan, kini membuat ku hancur.

Aku tidak pernah berbohong kalau aku berkata rindu. Aku tak pernah menggunakan topeng ketika aku berkata tentang cinta padamu. Aku mencintaimu, setulus dan sesederhana itu.

Tapi, sekeras apapun perjuangan ku, mengapa tetap sulit membuat mu, kembali?


Dari mantan mu
yang kadang kala membasahi selimut tidurnya
dengan air mata 
yang terjatuh untukmu



Cinta ku, Cinta mu, Beda!

Saya hanya mampu menepuk bahunya berkali-kali dan hanya mampu mengucapkan kata ''sabar''. Matanya sudah bengkak, wajahnya tak lagi bersinar seperti saat ia baru datang untuk menceritakan segalanya kepada saya. Raut wajah itu menggambarkan luka yang tidak dapat lagi dibahasakan melalui frasa-frasa kata. Dan melalui ceritanya baru kali ini saya bisa merasakan, sakitnya mencintai hanya karena dibatasi oleh perbedaan.

Padahal, wanita ini punya alasan untuk selalu tersenyum dan bahagia. Wajahnya bagaikan pahatan sempurna jemari Tuhan,  percampuran darah Jawa dan Batak, zodiaknya Gemini, ia berasal dari keluarga yang sangat menyayanginya, menjadi anak pertama dari dua besaudara adalah cara Tuhan mengajarinya banyak hal, salah satunya - CINTA.

Berbagai peristiwa membuka matanya, sampai pada akhirnya ia bertemu seorang pria. Pria yang banyak mengajarinya banyak hal yang tak biasa. Pertemuan mereka tidak terencana, seakan-akan dunia sengaja berkonspirasi untuk menjebak mereka dalam sebuah ilusi nyata, lalu terciptalah pertemuan absurd. Sulit dijelaskan, bagaimana pertemuan nyata bisa mengubah cara pandang seseorang. Dan, ternyata tanpa mereka minta, jemari hangat cinta telah meremas hati mereka yang beku. Cinta dantang dengan tiba-tiba, seada-adanya... , begitu saja.

Cinta telah membuat jiwa mereka seakan-akan berada di Taman Firdaus, tapi kenyataannya hanya bisa membuat mereka seakan terusir dari keindahan dan kemegahan Taman Firdaus. Lagi dan lagi, karna perbedaan. Perbedaan macam apa yang bisa merenggut semua kebahagiaan seseorang?

Wanita ini memanggil Tuhan, menyebut nama Tuhan seperti biasa, sambil melipat tangan dan salib Yesus yang melingkar dilehernya seakan turut meremas segala kecemasan yang bergumul dalam hatinya. Pria ini sedang bersujud, mengajak Tuhan berbicara dengan bahasa yang berbeda, terjadi percakapan sederhana dengan bulir airmata. Segalanya berbeda, tapi cinta membuatnya menyatu. Segalanya tak mungkin disatukan, tapi cinta membuat dua orang berjuang untuk hal yang mustahil sekalipun.

Awalnya, mereka memang masih berproses untuk menerima dan menormalkan segalanya agar tak terlihat seperti masalah besar. Perbedaan diantara mereka seringkali dijadikann bahan candaan, juga kadang dijadikan bahan perenungan. 

''Menurut kamu hubungan kita ini akan berakhir manis apa enggak?" tanya wanita ini, dengan wajah penasaran dan tatapan minta diberi penjelasan.

Lama sekali pria ini berpikir. ia tak mau terlihat rapuh didepan orang yang ia cintai. ''Yakinlah berhasil. Karena pikiran kita akan menuntun pada keberhasilan itu.'' ucap pria ini mantap.

''Tapi dalam sejarah, karena keyakinan kita berbeda membuat hubungan ini tidak mudah.'' terdengar nada keraguan dari bibir sang wanita. ''Pasti ada yang terluka, padahal harusnya cinta membahagiakan.''

Bagi saya, mereka terlalu manis dan juga terlalu romantis. Dimata saya, mereka adalah sosok pasangan yang sangat kuat. Mereka berusaha membuktikan kepada dunia bahwa mereka hanya jatuh cinta, bukan berzinah layaknya ungkapan orang-orang yang sok ahli dalam bidang agama. Perjuangan mereka banyak menemukan kerikil dan tikungan tajam, airmata dan tawa bergantian menggores bibir. Dan, cinta... membuat mereka percaya, tak ada yang sia-sia jika mereka masih ingin berusaha.

Dalam canda, wanita ini sering menggoda sang pria. ''Kamu harus bisa masakin keluargaku babi rica. Enak lhooo! Kamu harus mencoba.''

''Kalau kamu ingin makan babi rica akan aku temani, tapi nggak akan aku memakan makanan itu.'' Seloroh pria itu dengan candaan yang tak kalah lucu. Dan mereka tertawa lepas. Masih bisa tertawa bahkan dalam kekhawatiran mereka.

Semua masih bercerita tentang bahagia, bahagia, dan bahagia. Mereka masih bisa menertawakan perbedaan yang terjadi di antara mereka. Mereka tak ingin mengungkit luka yang sebenarnya sudah perlahan-lahan tergores sejak mereka tahu perbedaan tak mudah untuk diperjuangkan.

Dan, apakah hanya untuk bahagia, mereka perlu meninggalkan Tuhan dan menutup telinga terhadap perkataan orang?



Kuat lah...
Mereka yang diluar sana tak pernah tahu apa yang kau rasakan
Mereka mencibirmu, memakimu, dan menghakimimu
Karena mereka tak pernah tahu..... siapa dirimu sebenarnya.

Jumat, 14 September 2012

Perbedaan

Kamu tentu tau
aku mencintaimu
hingga aku harus melawan segala norma yang ada
hingga aku harus menutup telinga
pada setiap cercaan
dan makian

Kamu tentu mengerti
banyaknya masalah yang harus kuselami
untuk bersatu denganmu
untuk bisa merengkuh setiap jengkal pelukmu

Kamu pasti memaklumi
kalau aku mencintaimu
walau tasbihku
berbeda dengan kalung salibmu
walau kitab bacaanku
berbeda dengan kitab bacaanmu
Salahkah perbedaan itu, Sayang?

Aku mencicipi segala yang haram
segala yang katanya hina
segala yang berkhianat
hanya untuk sampai pada pelukmu

Dosakah kita
jika hanya ingin memperjuangakan cinta?
Patutkah cinta kita dibela
jika semua orang berkata ini hina?

Ceritakan pada mereka, Sayang
bahwa kita bahagia
Katakan pada mereka, Sayang
bibir kita tak berdusta

Bibirku dan bibirmu
tidak seperti bibir mereka!
yang senang merejam
sumpah serapah
yang senang menuduh
jenuh!

Cerita kan pada mereka
tentang kebahagiaan kita
Biarkan mereka bungkam!
Biarkan mereka karam!

Dia enggan bicara masa depan

Dia hanya tahu apa yang ada didepan matanya
Bagaimana bumi mengalir
Bagaima kehidupan berputar
dan
Bagaimana masalah silih berganti datang

Aku...
berpendar di bola matanya
seperti bayang-bayang tubuhnya di siang bolong
menghilang
jika sinar matahari
berubah jadi jalang

Kita...
tak pernah menggangap kebersamaan ini
adalah sepaket kiriman Tuhan
kebersamaan yang kami tahu
membisu
ragu-ragu

Aku dan dia
berdua
tapi tak terikat
Kita bersama
tapi tak saling memiliki
Sikap gengsi
yang memantik api
MATI!!!

Dia enggan bicara masa depan
absurd
tak pasti
mimpi!

Dia enggan menghabiskan masa depan
mungkin
apalagi jika bersama ku